Dikisahkan oleh Fadhilah maulana
Syekh Ahmad Umar hasyim (Salah satu Ulama Al Azhar yang telah mensyarah kitab
Shahih Bukhari dan beliau namakan فيض الباري kurang lebih selama 16 tahun dengan 16 jilid. Yang mana beliau
ceritakan karena ada seorang syabab yang bersin ketika berlangsung pelajaran
Shahih Bukhari dengan beliau di Masjid 'Asyirah Muhammadiyah Cairo, Mesir.
Tidaklah sebuah amal dilakukan
dengan ikhlas dan meneladani Nabi, kecuali ada ganjaran agung yang diberikan
oleh Allah Ta’ala. Bahkan, seorang ahli hadits dan penyusun kitab Hadits
disebutkan telah membeli surga dengan harga murah hanya karena responsnya
terhadap bersin.
Beliau dan banyak orang lainnya
sedang berada di atas sebuah kapal. Dari sebuah tempat di pinggir pantai,
terdengarlah suara orang yang bersin, lalu ia memuji asma’ Allah Ta’ala,
mengucap hamdalah.
Seketika itu juga, laki-laki yang
wafat pada tahun 275 Hijriyah ini menyewa sebuah perahu dengan harga satu
dirham. Ia bergegas mendatangi bibir pantai, mendekat ke orang yang bersin tadi
dengan semangat penuh.
Sesampainya di dekat laki-laki yang
bersin itu, sang laki-laki atas kapal tadi berdoa, “Yarhamukallah, semoga Allah
Ta’ala merahmatimu.” Kemudian orang yang bersin menjawab, “Yahdikumullah wa
yushlih balakum wa yudkhilkum jannah, semoga Allah Ta’ala memberikan karunia
hidayah kepadamu dan memasukan kamu ke dalam Syurga.”
Pantas saja, sebagian orang
terkejut dengan tindakan laki-laki ini. Ia sengaja mengayuh perahu ke bibir
pantai, hanya untuk mendoakan orang yang bersin. Saat ditanya oleh orang-orang
akan perbuatannya, laki-laki ini menjawab santai penuh keyakinan, “Siapa tahu,
doa orang itu mustajab.”
Dan kisah ini juga dinukil oleh
Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah saat mensyarah Risalah al-Mustarsyidin tulisan
Imam al-Harits al-Muhassibi. Syekh Abdul Fattah mengutip kisah ini dari Imam
asy-Syanawani saat menjelaskan hadits bersin yang diriwayatkan dari sahabat
Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu.
Sedangkan laki-laki surgawi yang
dikisahkan oleh Imam asy-Syanawani ini adalah penulis kitab Sunan, Imam Abu
Dawud as-Sijistani. Semoga Allah Ta’ala merahmatinya.
Lantas, pada malam harinya, semua
penumpang di atas kapal itu terlelap dalam tidurnya. Tiba-tiba terdengar suara
ghaib, “Wahai para penumpang kapal, Abu Dawud telah membeli surga dari Allah
Ta’ala hanya dengan satu dirham.”
Allahu akbar walillahil hamd.
Apakah kita masih mau bersikap sombong dengan meremehkan sunnah-sunnah Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam? Bukankah riwayat ini menjadi satu bukti otentik
atas sabda beliau, “Siapa menghidupkan sunnahku, maka dia mencitaiku. Siapa
mencintaiku, dia bersamaku di surga.”
Sebagaimana kita ketahui bahwa
Bersin Sebuah sunnah yang terlupakan. Bahkan diacuhkan oleh sebagian besar kaum
Muslimin. Bahkan ada yang sampai jijik ketika melihat kawan yang duduk
disebelahnya bersin. Padahal perlu kita ketahui bahwa Bersin merupakan cara
keluarnya udara melalui hidung dan mulut dengan sangat kuat. Bersin melegakan,
bahkan terkadang orang yang tidak bisa bersin padahal hidungnya sudah gatal,
mencari cara agar ia dapat bersin.
Dalam Islam, saat ada orang lain
bersin, orang lain yang mendengarnya wajib mendoakannya selain orang yang
bersin itu sendiri juga berdoa.
Adapun mengenai bersin, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bagaimana seseorang yang mendengar
orang yang bersin dan memuji Allah agar membalas pujian tersebut. Dari Abu
Hurairah radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda,
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَلْيَقُلْ
لَهُ أَخُوهُ أَوْ صَاحِبُهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَإِذَا قَالَ لَهُ يَرْحَمُكَ
اللَّهُ فَلْيَقُلْ يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ
“Ababila salah seorang dari kalian bersin, hendaknya dia mengucapkan,
“alhamdulillah” sedangkan saudaranya atau temannya hendaklah mengucapkan,
“yarhamukallah (Semoga Allah merahmatimu). Jika saudaranya berkata
‘yarhamukallah’ maka hendaknya dia berkata, “yahdikumullah wa yushlih baalakum
(Semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki hatimu).” (HR. Bukhari no.
6224 dan Muslim no. 5033).
Dari Abu Musa Al-Asy’ari
radhiallahu anhu, beliau berkata bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللَّهَ فَشَمِّتُوهُ فَإِنْ لَمْ
يَحْمَدْ اللَّهَ فَلَا تُشَمِّتُوهُ
“Bila salah seorang dari kalian bersin lalu memuji Allah maka tasymitlah dia.
Tapi bila dia tidak memuji Allah, maka jangan kamu tasymit dia.” (HR. Muslim
no. 2992). Tasymit adalah mengucapkan ‘yarhamukallah’.)
Jazakumullah khaira ya Maulana
Fadhilah Ustadz Duktur Ahmad Umar Hasyim.
Semoga Allah berikan kesehatan selalu kepada engkau dan mudahkan segala urusan
dan hajat antum.